Kamis, 10 Februari 2011
Labirin Cintaku (c e r p e n . s a y a :D)
Senin, 24 Januari 2011
Jika Ane Jatuh Cinta :')
Jilbab Akhwat
Penelitian kami terhadap ayat-ayat Al-Quran, As-Sunnah dan atsar-atsar Salaf dalam masalah yang penting ini, memberikan jawaban kepada kami bahwa jika seorang wanita keluar dari rumahnya, maka ia wajib menutup seluruh anggota badannya dan tidak menampakkan sedikitpun perhiasannya, kecuali wajah dan dua telapak tangannya, maka ia harus menggunakan pakaian (jilbab) yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. MELIPUTI SELURUH BADAN SELAIN YANG DIKECUALIKAN
Syarat ini terdapat dalam firman Allah dalam surat An-Nuur : 31 berbunyi : "Katakanlah kepada wanita yang beriman : "Hendaklah mereka menahan pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah suami mereka (mertua) atau putra-putra mereka atau putra-putra suami mereka atau saudara-saudar mereka (kakak dan adiknya) atau putra-putra saudara laki-laki mereka atau putra-putra saudara perempuan mereka (=keponakan) atau wanita-wanita Islam atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.
Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung."
Juga firman Allah dalam surat Al-Ahzab : 59 berbunyi : "Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mumin : "Hendaklah mereka mengulurkann jilbabnya ke seluruh tubuh mereka."
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam Tafsirnya : "Janganlah kaum wanita menampakkan sedikitpun dari perhiasan mereka kepada pria-pria ajnabi, kecuali yang tidak mungkin disembunyikan." Ibnu Masud berkata : Misalnya selendang dan kain lainnya. "Maksudnya adalah kain kudung yang biasa dikenakan oleh wanita Arab di atas pakaiannya serat bagian bawah pakiannya yang tampak, maka itu bukan dosa baginya, karena tidak mungkin disembunyikan."
Al-Qurthubi berkata : Pengecualian itu adalah pada wajah dan telapak tangan. Yang menunjukkan hal itu adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Aisyah bahwa Asma binti Abu Bakr menemui Rasulullah sedangkan ia memakai pakaian tipis. Maka Rasulullah berpaling darinya dan berkata kepadanya : "Wahai Asma ! Sesungguhnya jika seorang wanita itu telah mencapai masa haid, tidak baik jika ada bagian tubuhnya yang terlihat, kecuali ini." Kemudian beliau menunjuk wajah dan telapak tangannya. Allah Pemberi Taufik dan tidak ada Rabb selain-Nya."
2. BUKAN BERFUNGSI SEBAGAI PERHIASAN
Ini berdasarkan firman Allah dalam surat An-Nuur ayat 31 berbunyi : "Dan janganlah kaum wanita itu menampakkan perhiasan mereka." Secara umum kandungan ayat ini juga mencakup pakaian biasa jika dihiasi dengan sesuatu, yang menyebabkan kaum laki-laki melirikkan pandangan kepadanya. Hal ini dikuatkan oleh firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 33 : "Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti oang-orang jahiliyah."
Juga berdasarkan sabda Nabi : "Ada tida golongan yang tidak akan ditanya yaitu, seorang laki-laki yang meninggalkan jamaah dan mendurhakai imamnya serta meninggal dalam keadaan durhaka, seorang budak wanita atau laki-laki yang melarikan diri (dari tuannya) lalu ia mati, serta seorang wanita yang ditinggal oleh suaminya, padahal suaminya telah mencukupi keperluan duniawinya, namun setelah itu ia bertabarruj. Ketiganya itu tidak akan ditanya." (Dikeluarkan Al-Hakim 1/119 dan disepakati Adz-Dzahabi; Ahmad VI/19; Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad; At-Thabrani dalam Al-Kabir; Al-Baihaqi dalam As-Syuaib).
Tabarruj adalah perilaku wanita yang menampakkan perhiasan dan kecantikannya serta segala sesuatu yang wajib ditutup karena dapat membangkitkan syahwat laki-laki. (Fathul Bayan VII/19).
3. KAINNYA HARUS TEBAL (TIDAK TIPIS)
Sebab yang namanya menutup itu tidak akan terwujud kecuali harus tebal. Jika tipis, maka hanya akan semakin memancing fitnah (godaan) dan berarti menampakkan perhiasan. Dalam hal ini Rasulullah telah bersabda : "Pada akhir umatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakain namun (hakekatnya) telanjang. Di atas kepala mereka seperti terdapat bongkol (punuk) unta. Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka adalah kaum wanita yang terkutuk." Di dalam hadits lain terdapat tambahan : "Mereka tidak akan masuk surga dan juga tidak akan mencium baunya, padahal baunya surga itu dapat dicium dari perjalanan sekian dan sekian." (At-Thabrani dalam Al-Mujam As-Shaghir hal. 232; Hadits lain tersebut dikeluarkan oleh Muslim dari riwayat Abu Hurairah. Lihat Al-HAdits As-Shahihah no. 1326).
Ibnu Abdil Barr berkata : Yang dimaksud oleh Nabi adalah kaum wanita yang mengenakan pakaian yang tipis, yang dapat mensifati (menggambarkan) bentuk tubuhnya dan tidak dapat menutup atau menyembunyikannya. Mereka itu
tetap berpakaian namanya, akan tetapi hakekatnya telanjang. (dikutip oleh As-Suyuthi dalam Tanwirul Hawalik III/103).
Dari Abdullah bin Abu Salamah, bahawsannya Umar bin Al-Khattab pernah memakai baju Qubthiyah (jenis pakaian dari Mesir yang tipis dan berwarna putih) kemudian Umar berkata : Jangan kamu pakaikan baju ini untuk istri-istrimu !. Seseorang kemudian bertanya : Wahai Amirul Muminin, Telah saya pakaikan itu kepada istriku dan telah aku lihat di rumah dari arah depan maupun belakang, namun aku tidk melihatnya sebagai pakaian yang tipis ! Maka Umar menjawab : Sekalipun tidak tipis, namun ia mensifati (menggambarkan lekuk tubuh). (Riwayat Al-Baihaqi II/234-235; Muslim binAl-Bitthin dari Ani Shalih dari Umar).
Atsar di atas menunjukkan bahwa pakaian yang tipis atau yang mensifati dan menggambarkan lekuk-lekuk tubuh adalah dilarang. Yang tipis (transparan) itu lebih parah daripada yang menggambarkan lekuk tubuh (tapi tebal). Oleh
karena itu Aisyah pernah berkata : "Yang namanya khimar adalah yang dapat menyembunyikan kulit dan rambut."
4. HARUS LONGGAR (TIDAK KETAT) SEHINGGA TIDAK DAPAT MENGGAMBARKAN SESUATU DARI TUBUHNYA
Pendapat yang senada juga dikatakan oleh Ibnu Umar : Jika seorang wanita menunaikan shalat, maka ia harus mengenakan seluruh pakainnya : Baju, khimar dan milhafah (mantel). (Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf II:26/1).
Ini semua juga menguatkan pendapat yang kami pegangi mengenai wajibnya menyatukan antara khimar dan jilbab bagi kaum wanita jika keluar rumah.
5. TIDAK DIBERI WEWANGIAN ATAU PARFUM
Dari Abu Musa Al-Asyari bahwasannya ia berkata : Rasulullah bersabda : "Siapapun wanita yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum laki-laki agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina." (An-Nasai II/283; Abu Daud II/192; At-Tirmidzi IV/17; Ahmad IV/100, Ibnu Khuzaimah III/91; Ibnu Hibban 1474; Al-Hakim II/396 dan disepakati oleh Adz-Dzahabi).
Dari Zainab Ats-Tsaqafiyah bahwasannya Nabi bersabda : "Jika salah seorang diantara kalian (kaum wanita) keluar menuju masjid, maka jangan sekali-kali mendekatinya dengan (memakai) wewangian." (Muslim dan Abu Awanah
dalam kedua kitab Shahih-nya; Ash-Shabus Sunan dn lainnya).
Dari Abu Hurairah bahwa ia berkata : Rasulullah bersabda : "Siapapun wanita yang memakai bakhur (wewangian yang berasal dari pengasapan), maka janganlah ia menyertai kami dalam menunaikan shalat Isya yang akhir." (ibid)
Dari Musa bin Yasar dari Abu Hurairah : Bahwa seorang wanita berpapasan dengannya dan bau wewangian menerpanya. Maka Abu Hurairah berkata : Wahai hamba Allah ! Apakah kamu hendak ke masjid ? Ia menjawab : Ya. Abu Hurairah kemudian berkata : Pulanglah saja, lalu mandilah ! karena sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah bersabda : "Jika seorang wanita keluar menuju masjid sedangkan bau wewangian menghembus maka Allah tidak menerima shalatnya, sehingga ia pulang lagi menuju rumahnya lalu mandi." (Al-Baihaqi III/133; Al-Mundziri III/94).
Alasan pelarangannya sudah jelas, yaitu bahwa hal itu akan membangkitkan nafsu birahi. Ibnu Daqiq Al-Id berkata : Hadits tersebut menunjukkan haramnya memakai wewangian bagi wanita yang hendak keluar menuju masjid, karena hal itu akan dapat membangkitkan nafsu birahi kaum laki-laki (Al-Munawi dalam Fidhul Qadhir dalam mensyarahkan hadits dari Abu Hurairah).
Saya (Al-Albany) katakan : Jika hal itu saja diharamkan bagi wanita yang hendak keluar menuju masjid, lalu apa hukumnya bagi yang hendak menuju pasar, atau tempat keramaian lainnya ? Tidak diragukan lagi bahwa hal itu
jauh lebih haram dan lebih besar dosanya. Al-Haitsami dalam kitab AZ-Zawajir II/37 menyebutkan bahwa keluarnya seorang wanita dari rumahnya dengan memakai wewangian dn berhias adalah termasuk perbuatan kabair (dosa besar) meskipun suaminya mengizinkan.
6. TIDAK MENYERUPAI PAKAIAN LAKI-LAKI
Karena ada beberapa hadits shahih yang melaknat wanita yang menyrupakan diri dengan kaum pria, baik dalam hal pakaian maupun lainnya.
Dari Abu Hurairah berkata : Rasulullah melaknat pria yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian pria (Abu Daud II/182; Ibnu Majah I/588; Ahmad II/325; Al-Hakim IV/19 disepakati oleh Adz-Dzahabi).
Dari Abdullah bin Amru yang berkata : Saya mendengar Rasulullah bersabda : "Tidak termasuk golongan kami para wanita yang menyerupakan diri dengan kaum pria dan kaum pria yang menyerupakan diri dengan kaum wanita." (Ahmad II/199-200; Abu Nuaim dalam Al-Hilyah III/321)
Dari Ibnu Abbas yang berkata : Nabi melaknat kaum pria yang bertingkah kewanita-wanitaan dan kaum wanita yang bertingkah kelaki-lakian. Beliau bersabda : "Keluarkan mereka dari rumah kalian. Nabi pun mengeluarkan si fulan dan Umar juga mengeluarkan si fulan." Dalam lafadz lain : "Rasulullah melaknat kaum pria yang menyerupakan diri dengan kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupakan diri dengan kaum pria." (Al-Bukhari X/273-274; Abu Daud II/182,305; Ad-Darimy II/280-281; Ahmad no. 1982,2066,2123,2263,3391,3060,3151 dan 4358; At-Tirmidzi IV/16-17; Ibnu Majah V/189; At-Thayalisi no. 2679).
Dari Abdullah bin Umar yang berkata : Rasulullah bersabda : "Tiga golongan yang tidak akan masuk surga dan Allah tidak akan memandang mereka pada hari kiamat; Orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang
bertingkah kelaki-lakian dan menyerupakan diri dengan laki-laki dan dayyuts (orang yang tidak memiliki rasa cemburu)." (An-Nasai !/357; Al-Hakim I/72 dan IV/146-147 disepakati Adz-Dzahabi; Al-Baihaqi X/226 dan Ahmad II/182).
Dalam haits-hadits ini terkandung petunjuk yang jelas mengenai diharamkannya tindakan wanita menyerupai kaum pria, begitu pula sebaiknya.
Ini bersifat umum, meliputi masalah pakaian dan lainnya, kecuali hadits yang pertama yang hanya menyebutkan hukum dalam masalah pakaian saja.
7. TIDAK MENYERUPAI PAKAIAN WANITA-WANITA KAFIR
Syariat Islam telah menetapkan bahwa kaum muslimin (laki-laki maupun perempuan) tidak boleh bertasyabuh (menyerupai) kepada orang-orang kafir, baik dalam ibadah, ikut merayakan hari raya, dan berpakain khas mereka. Dalilnya : Firman Allah surat Al-Hadid : 16, berbunyi : "Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka) dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik." Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata dalam Al-Iqtidha hal. 43 : Firman Allah "Janganlah mereka seperti..." merupakan larangan mutlak dari tindakan menyerupai mereka, di samping merupakan larangan khusus dari tindakan menyerupai mereka dalam hal membatunya hati akibat kemaksiatan. Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini (IV/310) berkata : Karena itu Allah melarang orang-orang beriman menyerupai mereka dalam perkara-perkara pokok maupun cabang.
Allah berfirman : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad) : "Raaina" tetapi katakanlah "Unzhurna" dan dengarlah. Dan bagi orang-orang yang kafir siksaan yang pedih." Ibnu Katsir I/148 berkata : Allah melarang hamba-hamba-Nya yang beriman untuk mnyerupai ucapan-ucapan dan tindakan-tindakan orang-orang kafir. Sebab, orang-orang Yahudi suka menggunakan plesetan kata dengan tujuan mengejek. Jika mereka ingin mengatakan "Denagrlah kami" mereka mengatakan "Raaina" sebagai plesetan kata "ruunah" (artinya
ketotolan) sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 46.
Allah telah memberi tahukan (dalm surat Al-Mujadalah : 22) bahwa tidak ada seorang mumin yang mencintai orang-orang kafir. Barangsiapa yang mencintai orang-orang kafir, maka ia bukan orang mumin, sedangkan tindakan
menyerupakan diri secara lahiriah merupakan hal yang dicurigai sebagai wujud kecintaan, oleh karena itu diharamkan
8. BUKAN PAKAIAN UNTUK MENCARI POPULARITAS (PAKAIAN KEBESARAN)
Berdasarkan hadits Ibnu Umar yang berkata : Rasulullah bersabda : "Barangsiapa mengenakan pakaian (libas) syuhrah di dunia, niscaya Allah mengenakan pakaian kehinaan kepadanya pada hari kiamat, kemudian membakarnya
dengan api neraka." (Abu Daud II/172; Ibnu Majah II/278-279).
Libas Syuhrah adalah setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan untuk meraih popularitas di tengah-tengah orang banyak, baik pakain tersebut mahal, yang dipakai oleh seseorang untuk berbangga dengan dunia dan perhiasannya,
maupun pakaian yang bernilai rendah, yang dipakai oleh seseorang untuk menampakkan kezuhudannya dan dengan tujuan riya (Asy-Syaukani dalam Nailul Authar II/94). Ibnul Atsir berkata : "Syuhrah artinya terlihatnya sesuatu.
Maksud dari Libas Syuhrah adalah pakaiannya terkenal di kalangan orang-orang yang mengangkat pandangannya mereka kepadanya. Ia berbangga terhadap orang lain dengan sikap angkuh dan sombong."
Kesimpulannya adalah :
Hendaklah menutup seluruh badannya, kecuali wajah dan dua telapak dengan perincian sebagaimana yang telah dikemukakan, jilbab bukan merupakan perhiasan, tidak tipis, tidak ketat sehingga menampakkan bentuk tubuh, tidak disemprot parfum, tidak menyerupai pakaian kaum pria atau pakaian wanita-wanita kafir dan bukan merupakan pakaian untuk mencari popularitas.
Lembaran Hari Esok :)
Seorang bijak pernah berkata, bahwa ada dua hari dalam hidup ini yang sama sekali tak perlu anda khawatirkan.
Hari kemarin. Anda tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi. Anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan. Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan dan mengulangi kegembiraan yang anda rasakan kemarin. Biarkan hari kemarin berlalu; lepaskan saja.
Hari esok. Hingga mentari esok hari terbit, anda tak tahu apa yang akan terjadi. Anda tak bisa melakukan apa-apa esok hari. Anda tak mungkin sedih atau ceria di esok hari. Esok hari belum tiba; biarkan saja.
Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit. Hiduplah pa adanya, karena yang ada hanyalah hari ini.
Hari ini ku angkat kembali tangan ini, menengadah ke arah Sang Pemilik waktu,
Allah Yang Maha KayaHari ini ku hujam kembali keyakinan di hatiku akan janji-Mu,
Allah Yang Maha Mendengar do’a-do’a hamba-Nya yang meminta kepada-Nya
Allah Yang Maha Membolak-balikan hati manusia, jiwa ini dalam genggaman-Mu, izinkan terkabulnya do’a hamba-Mu ini yang memohon kepada-Mu dengan penuh harap dan keyakinan akan janji-Mu.
Ya Allah,.. izinkan aku mendekat kepada-Mu Ya Allah,.. izinkan aku belajar mencintai-Mu Ya Allah,.. izinkan aku berharap dengan impianku akan karunia-Mu.
Ya Allah,.. izinkan impianku menjadi harapanku dengan kehadiran dirinya dalam kehidupanku Ya Allah,.. maafkan dosa-dosaku, kabulkanlah permohonanku.. Ya Allah Yang Maha Kaya, tidak ada yang mustahil bagi-Mu. Aamiin
ZONA AKHWAT
Moeslimah Idol
Cantik, tubuh proporsional, pintar, gaul dan berperilaku baik. Itulah gambaran cewek ideal yang ada di benak setiap orang. Nggak heran kalo cewek yang memenuhi kriteria kayak gini sontak jadi idola di lingkungannya.
Nggak perlu jauh-jauh ikutan Indonesian Idol, AFI atau KDI, di sekitar kita tanpa kita sadari banyak loh idola-idola yang sering jadi buah bibir. Di sekolah atawa kampus misalnya, pasti ada aja satu-dua temen kita yang kelihatan paling menonjol dan jadi pusat perhatian. Jadilah doi jadi temen favorit yang disukai semua orang.
Bahkan bisa jadi di habitat dakwah kita, ada akhwat-akhwat tertentu yang karena kelebihannya jadi incaran para ikhwan, atau sebaliknya jadi teladan kalangan akhwat. Meski itu nggak diproklamirkan, toh fakta membuktikan akhwat macam gitu sering jadi pusat perhatian. Paling nggak, banyak ikhwan-ikhwan yang ngebet pengin mengkhitbahnya (ups).
Temen satu lagi namanya Meme. Cantik juga, tubuhnya mungil dan imut. Yang paling menonjol dari dia adalah: modis abis. Kalo kuliah, mulai ujung rambutnya yang keriting ampe ujung kaki didandani dengan warna senada. Kalo ijo, ijoooo semua…mirip ulat berjalan he..he...
Belum lagi kalo ujan, pake payung berenda-renda kayak cinderela. Wuih, pokoknya nyolok abis. Udah gitu ngomongnya juga heboh. Tapi doi juga baek dan pintar. Sama siapa aja mau gaul dan semua orang suka padanya. Uniknya, doi emoh jadi idola. Buktinya, Meme yang emang hobi nyanyi itu malah nolak ditawarin rekaman, jalan menuju kursi idola. ‘’Kalo mau jadi idola gampang, gue pernah ditawarin rekaman. Tapi buat apa jadi penyanyi, nggak lah yaw,’’ katanya.
Lain lagi ama akhwat yang satu ini. Sebut aja Anisa. Dari temen-temen seangkatannya, doi disebut-sebut sebagai the favorite. Soalnya, wajahnya paling manis dan nggak ngebosenin (kata temen-temennya). Dakwahnya? Tentu saja juga oke punya. ‘’Ah…masak sih. Itu kan kata temen-temen aja, saya sih nggak merasa gitu,’’ elaknya saat ditanya gimana perasaannya jadi yang “ter” di kalangan akhwat. Emang sih, dia mengakui, kadang ada juga perasaan bangga atau geer. Walaupun begitu dirinya tentu nggak pernah punya rencana untuk jadi idola.
Jaga diri
Sebenernya yang mencap seseorang itu idola justru lingkungan tempat dia berinteraksi. Dirinya sendiri mungkin nggak nyadar kalo selama ini jadi trend setter. Meski begitu ada juga yang sadar betul kalo dirinya jadi pusat perhatian. Misalnya para jebolan Indonesian Idol, AFI atau KDI kali ya. Mereka sih emang bener-bener diorbitkan buat jadi idola. Jadi, mereka diekploitasi banget untuk mendatangkan keuntungan. Tebar pesona sana-sini agar diakui eksistentinya. Padahal, nggak usah tebar pesona kalo yang namanya orang punya ‘kelebihan’ pasti akan kelihatan sendiri. Iya kan?
Makanya, buat kamu-kamu yang selama ini –merasa ataupun nggak—di posisi sebagai cewek idola di tengah-tengah habitatmu, kudu hati-hati membawa diri. Jangan sampai kelebihanmu sebagai cewek favorit malah menjerumuskan. Misal karena TP alias tebar pesona ke sana ke mari malah dianggap murahan. Hasilnya, paling-paling suka diusilin cowok.
Baiknya bersikap tawadhu, meski tetep bergaul ama siapa aja. Jangan sampai pilih-pilih temen yang selevel aja. Misal yang sama-sama cakep atau sama-sama pintar doang. Yang penting jangan sampai keseringan muncul virus geer. Maklum, ini penyakit yang biasa menyerang para idola. Geer alias gede rasa hanya bikin kecewa kalo ternyata apa yang diharapkan nggak tercapai. Apalagi kalo udah urusan ikhwan (suit..suit), bisa makan hati Non!
Moeslimah idol
Menjadi idola di tengah-tengah lingkungan kita tentu hal yang membanggakan. Tapi jangan sampai hal itu memunculkan perasaan sombong alias riya’. Sebaliknya, bagi kamu-kamu yang memiliki kemampuan biasa-biasa aja, jangan rendah diri nggak bisa jadi yang paling favorit. Toh, bisa jadi, seseorang diidolakan di hadapan manusia malah dihinakan di hadapan Allah. Na’udzubillahi min dzalik. Contohnya para ‘pahlawan’ di Turki yang di dunia dipuja-puja (Mustafa Kemal, misalnya), diidolakan dan dikasih penghormatan habis-habisan. Padahal mereka itu justru pengkhianat agama Allah Swt.
Jadi, mending kamu memupuk diri untuk menjadi idola sejati, yaitu menjadi muslimah dambaan Allah Swt. Syaratnya gampang banget, Cuma satu kata: takwa. Nggak perlu syarat macam-macam. Nggak perlu cantik, tinggi badan 170 cm, pintar dan berbudi luhur (Hik..hik…itu kan syarat jadi Putri Indonesia ya). Juga nggak butuh fotokopi KTP, kartu keluarga atawa slip gaji (emang mo kredit motor?).
Yup, untuk menjadi akhwat yang disayangi Allah Swt. kita hanya dituntut untuk menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Nggak hanya dari sisi kuantitas yang kudu banyak, tapi lebih penting lagi kualitas. Nah, kalo berhadapan dengan Allah neh sah-sah aja kalo kita tebar pesona alias cari perhatianNya. Caranya, ya itu tadi banyak-banyaklah beramal saleh.
Iya dong, Allah pasti akan care ama kita yang berusaha mendekatiNya. Allah Swt berfirman (dalam hadis qudsi) yang artinya: “Dan jika hamba-Ku mendekati dengan berjalan, Aku mendekatinya dengan berlari. Jika ia melangkah sedepa, Aku melangkah sehasta.” Oke deh, selamat menjadi muslimah idol!
Akhwat idola tetap jaga kehormatan
Siapa coba yang nggak bangga jadi akhwat idola. Udah shalehah, cantik, pintar dan supel. Dijamin pasti jadi incaran para ikhwan. Manusiawi emang.
v Jangan mudah geer. Yup, gede rasa bikin hati berbunga-bunga dan akhirnya hanya membayangkan yang indah-indah saja. Padahal realita nggak selamanya indah Non. Sadarlah, it is the real world. So, jangan baru dipuji aja udah melayang ke langit ke tujuh.
v Jaga pesona, jangan diobral. Yup, jangan mentang-mentang punya modal tampang keren, trus suka cari perhatian ke sana ke mari, padahal nggak ada urusan urgen. Apalagi kalo sering berkelebatan di hadapan para ikhwan. Malu dong. Lagian kasihan mereka Non, jangan bikin hati kebat-kebit. Sebab yang namanya ikhwan juga manusia, punya rasa, punya hati…
v Jangan sombong. Jangan mentang-mentang punya wajah di atas rata-rata para akhwat trus bersikap riya’. Yup, hilangkan penyakit hati yang satu ini karena bisa-bisa menggerus amal baik kita. Untuk itu jangan pernah pilih-pilih temen, entar dibilang somse.
v Jaga diri. Meski udah nutup aurat dengan sempurna, yang namanya wajah cantik tetep keliatan. Makanya tetep jaga diri jangan sampe jadi korban pelecehan. Tahu kan, cowok iseng nggak pandang bulu, biar udah berkerudung dan berjilbab tetep aja digodain. Nah, jaga diri jangan sampe jadi korban pelecehan.
v Jangan sok jual mahal. Biasanya akhwat yang jadi idola suka jual mahal. Apalagi kalo urusan ikhwan. Karena sadar jadi inceran, akhirnya jadi pilih-pilih banget. Kalo ada yang minat mengkhitbah (ehm..), sering nolak karena merasa masih ada ikhwan lain yang lebih cakep. Betul nggak? Jangan gitu-gitu bangetlah, entar bisa jadi boomerang loh. Saking pilih-pilihnya, salah-salah malah dapet yang biasa aja atau malah nggak kebagian (kue kalee…).